Benarkah Kunyah Permen Karet Dapat Turunkan Berat Badan ??
Salah satu cara yang disebut-sebut bisa mengurangi keinginan ngemil saat program turun berat badan adalah kunyah permen karet. Efektif atau tidak ya?
Hal ini awalnya dianjurkan karena aktivitas mengunyah diyakini dapat membuat mulut tetap 'sibuk' dan rasa lapar berlebihan pun lama-kelamaan bisa berkurang. Namun efektivitas konsumsi permen karet untuk mengurangi nafsu makan dikatakan pakar bergantung pada jenis permen karet dan kondisi orang masing-masing.
Disampaikan oleh nutrisionis Susan Bowerman, RD, bahwa mengunyah permen karet bisa sangat membantu ketika digunakan sebagai 'alat perilaku'. Misalnya ketika Anda terbiasa makan saat stres alias punya kebiasaan emotional eating, maka permen karet bisa menjadi andalan, dibandingkan jika Anda makan cake cokelat.
Ya, mengunyah permen karet pada mereka dengan emotional eating dikatakan oleh Bowerman dapat menenangkan saraf tanpa menambah asupan kalori yang berlebihan. Demikian dikutip dari Women's Health Mag.
Namun demikian, nutrisionis lainnya Lisa DeFazio, RD, menegaskan bahwa jika Anda memilih permen karet bebas gula dan mengandung pemanis buatan seperti aspartam, maka Anda justru bisa menjadi ketagihan rasa manis dan terus-terusan ingin makan makanan bergula.
Di sisi lain, permen karet dengan gula asli juga mengandung kalori lebih banyak, yang dapat meningkatkan kadar gula darah jika dikonsumsi berlebihan. Selain tak baik bagi kesehatan tubuh, hal ini juga berdampak pada kesehatan gigi Anda.
Konsumsi terlalu banyak permen karet dengan pemanis buatan dalam jangka panjang juga dapat mengganggu fungsi saluran pencernaan, yang mengarah pada rasa kembung dan diare. Meski kondisi-kondisi ini tidak secara langsung dapat menurunkan berat badan, namun Anda tentu akan merasa tidak nyaman.
"Jadi sebelum memutuskan untuk buru-buru membeli permen karet saat Anda dilema ingin ngemil di tengah hari, coba tanyakan dulu pada diri Anda sendiri apakah Anda benar-benar lapar, hanya bosan atau sedang stres. Jika Anda lapar, maka Anda tidak harus makan permen karet, pilih saja camilan seperti apel dan selai kacang" tutur DeFazio.
Hal ini awalnya dianjurkan karena aktivitas mengunyah diyakini dapat membuat mulut tetap 'sibuk' dan rasa lapar berlebihan pun lama-kelamaan bisa berkurang. Namun efektivitas konsumsi permen karet untuk mengurangi nafsu makan dikatakan pakar bergantung pada jenis permen karet dan kondisi orang masing-masing.
Disampaikan oleh nutrisionis Susan Bowerman, RD, bahwa mengunyah permen karet bisa sangat membantu ketika digunakan sebagai 'alat perilaku'. Misalnya ketika Anda terbiasa makan saat stres alias punya kebiasaan emotional eating, maka permen karet bisa menjadi andalan, dibandingkan jika Anda makan cake cokelat.
Ya, mengunyah permen karet pada mereka dengan emotional eating dikatakan oleh Bowerman dapat menenangkan saraf tanpa menambah asupan kalori yang berlebihan. Demikian dikutip dari Women's Health Mag.
Namun demikian, nutrisionis lainnya Lisa DeFazio, RD, menegaskan bahwa jika Anda memilih permen karet bebas gula dan mengandung pemanis buatan seperti aspartam, maka Anda justru bisa menjadi ketagihan rasa manis dan terus-terusan ingin makan makanan bergula.
Di sisi lain, permen karet dengan gula asli juga mengandung kalori lebih banyak, yang dapat meningkatkan kadar gula darah jika dikonsumsi berlebihan. Selain tak baik bagi kesehatan tubuh, hal ini juga berdampak pada kesehatan gigi Anda.
Konsumsi terlalu banyak permen karet dengan pemanis buatan dalam jangka panjang juga dapat mengganggu fungsi saluran pencernaan, yang mengarah pada rasa kembung dan diare. Meski kondisi-kondisi ini tidak secara langsung dapat menurunkan berat badan, namun Anda tentu akan merasa tidak nyaman.
"Jadi sebelum memutuskan untuk buru-buru membeli permen karet saat Anda dilema ingin ngemil di tengah hari, coba tanyakan dulu pada diri Anda sendiri apakah Anda benar-benar lapar, hanya bosan atau sedang stres. Jika Anda lapar, maka Anda tidak harus makan permen karet, pilih saja camilan seperti apel dan selai kacang" tutur DeFazio.
0 comments:
Post a Comment